Langsung ke konten utama

Routing Cisco

Pada postingan kali ini saya akan membagikan cara-cara routing yang terdapat dalam Cisco Router. Dalam postingan ini akan dibahas lima macam routing. Sebelumnya ada baiknya Anda telah mengerti Dasar Konfigurasi Router Cisco.

1. Static Routing
Seperti namanya, static routing ini bekerja secara manual, yaitu menentukan network yang dituju melalui router yang diinginkan atau yang sudah ditentukan sebelumnya. Keunggulan dari static routing ini adalah tidak memakan resource dari CPU dan memory. Mesk keunggulan termasuk lumayan, tapi routing jenis ini tidak cocok untuk diterapkan pada network yang kompleks loh! Administrative Distance adari routing ini adalah 1, yang berarti dia adalah paling prioritas setelah connected interface. Bagaimana cara menkonfigurasinya? Yuk ikut cara-cara dibawah ini! 
Topologi yang akan digunakan

  • Konfigurasi dasar R1

Pertama-tama kamu harus masuk ke Global Configuration Mode, setelah itu beri nama hostname, beri username beserta password lengkap dengan secret. Aktifkan juga telnet agar dapat diakses lewat pc.
Konfigurasi Dasar R1
  • Konfigurasi Interface R1
Pada konfigurasi interface ini kamu akan memberi ip address seperti pada topologi diatas, yaitu serial0/0/0 dengan ip 172.32.2.1 /26 dan fa0/0 dengan ip 12.12.12.1/24. Jangan lupa tambahkan clock rate dan juga no shutdown untuk mengaktifkan ya.
Konfigurasi Interface R1
  • Konfigurasi Dasar R2
sama dengan R1 tadi, kamu harus masuk ke Global Configuration Mode, setelah itu beri nama hostname, beri username beserta password lengkap dengan secret. Aktifkan juga telnet agar dapat diakses lewat pc.
Konfigurasi Dasar R2

  • Konfigurasi Interface R2
Pada konfigurasi interface ini kamu akan memberi ip address seperti pada topologi diatas, yaitu serial0/0/0 dengan ip 172.32.2.2 /26 dan juga akan ada ip loopback0 dengan ip 4.4.4.4/32. Jangan lupa tambahkan clock rate dan juga no shutdown untuk mengaktifkan ya.
Konfigurasi Interface R2
  • Konfigurasi Routing
Konfigurasi routing ini berguna untuk menentukan kemana tujuan ip sehingga hingga dapat tersambung. Formula dari konfigurasi routing ini adalah ip route network_yang_dituju ip_terdekat. Pada R1 kita akan menghubungkan dengan ip loopback, sedangkan pada R2 kita akan menghubungkan dengan ip yang tersambung pada device, yaitu 12.12.12.1/24.
Konfigurasi Route R1
Konfigurasi Route R2
  • Konfigurasi PC
Konfigurasi pada PC tidak seribet konfigurasi router, cukup dengan menambahkan ip address, subnet masknya serta gatewaynya, cukup mudah bukan?
Konfigurasi pada PC
Yap, kamu sudah selesai menkonfigurasi static routing! Lalu, bagaimana cara untuk testingnya?
  1. Memastikan status dan protocol dari interface yang digunakan up menggunakan show ip int brief melalui R1
  2. Tes ping point-to-point, yaitu R1 ping ke IP R2 dan lP loopback.
  3. melakukan show ip route dari R1.
  4. PC melakukan ping ke gateaway dan loopback. Pastikan ketika melakukan ping akan ada reply dan tidak unreachable ataupun rto.
  5. Setelah itu melakukan tracert ke ip loopback, jadi tracert 4.4.4.4. Tracert ini berguna untuk mengetahui router yang dilalui hingga sampai ke ip loopback tersebut.
  6. Setelah itu kita akan menguji telnet. Pada PC ketikkan telnet 4.4.4.4. Setelah itu masukan username dan password yang telah dibuat sebelumnya dan masuk ke mode privilege, lalu ketikkan show ip route.
2. RIP (Routing Information Protocol) Versi 1
Sekarang kita beralih ke RIP, yaitu Routing Information Protocol. Routing ini termasuk routing distance vector, yang berarti berdasarkan arah dan jarak. RIP ini merupakan open standard, bisa digunakan di lain cisco router, seperti mikrotik, linux, juniper atau yang lainnya. Routing jenis ini diatur dalam RFC 1058. Pada versi 1 ini, RIP belum mensupport VLSM (Variable Length Subnet Masking) dan subnetting. Untuk jalur terbaiknya, RIP versi 1 menggunakan hop count atau jumlah router terpendek. Maksimum hop count RIP versi 1 ialah 15, berarti jika ada hop count ke 16 maka dia tidak dapat diakses. Administartive Distancenya ialah 120, yang membuatnya berada di posisi ke -9 sebagai prioritas.

  • Konfigurasi dasar R1

Pertama-tama kamu harus masuk ke Global Configuration Mode, setelah itu beri nama hostname, beri username beserta password lengkap dengan secret. Aktifkan juga telnet agar dapat diakses lewat pc.

Konfigurasi Dasar R1
  • Konfigurasi Interface R1
Pada konfigurasi interface ini kamu akan memberi ip address seperti pada topologi diatas, yaitu serial0/0/0 dengan ip 172.32.2.1 /26 dan fa0/0 dengan ip 12.12.12.1/24. Jangan lupa tambahkan clock rate dan juga no shutdown untuk mengaktifkan ya.

Konfigurasi Interface R1
  • Konfigurasi Dasar R2
sama dengan R1 tadi, kamu harus masuk ke Global Configuration Mode, setelah itu beri nama hostname, beri username beserta password lengkap dengan secret. Aktifkan juga telnet agar dapat diakses lewat pc.
Konfigurasi Dasar R2

  • Konfigurasi Interface R2
Pada konfigurasi interface ini kamu akan memberi ip address seperti pada topologi diatas, yaitu serial0/0/0 dengan ip 172.32.2.2 /26 dan juga akan ada ip loopback0 dengan ip 4.4.4.4/32. Jangan lupa tambahkan clock rate dan juga no shutdown untuk mengaktifkan ya.

Konfigurasi Interface R2
  • Konfigurasi Routing
Pada konfigurasi routing ini lebih mudah daripada static. Kamu cukup mengetikkan router rip. Setelah itu tuliskan network network_yang_terhubung_dengan_router. Misal pada R1, bisa kita lihat R1 terhubung oleh ip 12.12.12.1/24 dan juga ip 172.32.2.1/26. Maka kita akan menambahkan network 12.0.0.0 dan network 172.32.0.0.
Konfigurasi Routing R1
Konfigurasi Routing R2

  • Konfigurasi PC
Konfigurasi pada PC tidak seribet konfigurasi router, cukup dengan menambahkan ip address, subnet masknya serta gatewaynya, cukup mudah bukan?

Konfigurasi pada PC
Yay! Kamu sudah selesai membuat RIP Versi 1, yuk ikuti step berikut agar kamu tahu bahwa konfigurasi kamu telah berhasil!
  1. Dari PC, Ping ke gateaway kamu dan ip loopback kamu. Pastikan hasil ping tersebut harus reply.
    Ping menuju gateaway dan ip loopback
  2. Setelah itu, masih tetap di PC, tracert ke ip loopback kamu agar tahu berapa router yang di lewati. Jangan lupa mengecek telnet yang telah kamu buat agar kamu dapat akses dari PC secara langsung.
    tracert ke ip 4.4.4.4 dan mengecek telnet 4.4.4.4
  3. Sekarang kita beralih ke R1, kita akan menjalankan prerintah show ip int brief dan memastikan interface yang digunakan berstatus up.
    fa0/0 dan se0/0/0 berstatus up
  4. Setelahnya, kita akan mengecek routing table dari perintah sh ip route.
    Gambar diatas menunjukkan interface loopback pada R2 sudah dikenali oleh R1 dalam bentuk RIP. Disana juga tertera [120/1], yang berarti 120 adalah administrative distance dan 1 adalah nilai metricnya atau jumlah router yang dilewati.
  5. Jangan lupa untuk mengecek routing entry yang tersimpan dalam private database RIP menggunakan perintah sh ip rip database.
    cek routing entry 
  6. Yang terakhir, tes ping dari R1menuju ip loopback.
    ping menuju ip loopback.
3. RIP (Routing Information Protocol) Versi 2
Ini adalah versi kedua dari R2. Pada RIP versi ini update table dilakukan secara multicast, yang berarti mengirimkan satu data untuk banyak host dalam group yang sama. Tak hanya itu versi juga mensupporty VLSM, Subnetting dan authentikasi. Sama seperti versi 1, RIP versi 2 menggunakan hop count atay jumlah router terpendek sebagai jalur terbaiknya. Maksimum hop count dan juga administrative distancenya pun sama seperti versi 1. RIP versi 2 ini diatur dalam RFC 2453.
Topologi Jaringan
Pada praktek kali ini, kita akan melanjutkan dari praktek RIP versi 1 agar tidak terlalu banyak mengulang hehe. 
  • Konfigurasi Routing
Karena kita menggunakan konfigurasi yang telah ada dari RIP versi 1, maka cuma perlu tambahkan  kata version 2 pada tiap router, mudah sekali kan?

Konfigurasi Routing RIP v2 pada R1
Konfigurasi Routing RIP v2 pada R2
Selamat, kamu telah menyelesaikan konfigurasi dari RIP Versi 2! Silahkan ikuti step-step dibawah ini untuk melakukan tes pada konfigurasi anda.
  1. melakukan perintah do debug ip rip pada R1 dan R2. Perintah ini memungkinkan user mengetahui proses sebenarnya yang sedang terjadi secara real time pada router tersebut. Setelahnya ketikkan no shutdown untuk menjaga sistem tetap berjalan.
  2. Ketikkan do u all, ini berguna untuk menonaktifkan debug sehingga kita tidak perlu bingung dengan data-data yang terus bermunculan.
do u all
4. EIGRP (Enhanced Interior Gateaway Routing Protocol)
EIGRP merupakan routing protocol Cisco proprietary, yang berarti hanya bisa diaplikasikan jika semua perangkat merupakan produk keluaran Cisco. Selain itu EIGRP support VLSM, Subnettingg dan authentikasi. Routing Protocol ini menggunakan bandwidth dan delay untuk menentukan jalur terbaik yang dipilih. Perhitungan route terbaiknnya menggunakan jalur yang punya nilai cost atau FD(Feasible Distance) paling rendah dan bebas looping. Jalur terbaik yang digunakan EIGRP disebut successor route, diklaim bahwa EIGRP bisa menjadi routing protocol terbaik jika bukan cisco proprietary. Kelebihan EIGRP yang membedakan protokol ini  dari routing protocol lainnya adalah satu-satunya protokol routing yang ada fitur backup route. Backup route berarti jika terjadi perubahan pada network, protokol tidak harus melakukan penghitungan ulang untuk menentukan route terbaik. Backup routelah yang membantu semua itu. Administrative Distance dari EIGRP adalah 90 yang membuat dia berada di urutan ke-5 sebagai prioritas.
Pada konfigurasi EIGRP ini kita akan menggunakan konfigurasi dari RIP versi 2 sebelumnya. Pada kedua router, kita harus menghilangkan konfigurasi RIP, jadi ketikkan perintah no router rip pada privilege mode.
hapus konfigurasi router rip pada R1
hapus konfigurasi router rip pada R2

  • Konfigurasi Routing EIGRP pada Router
Konfigurasi dari EIGRP ini hampir mirip dengan RIP. Yang pertama untuk mengaktifkan mode EIGRP, kamu harus mengetikkan route eigrp 10 pada masing-masing router. Jika diperhatikan terdapat angka 10. Angka ini sebenarnya menunjuk pada AS(Autonomous System) yang berguna agar router-router bisa saling bertukar informasi. AS disini haruslah sama dengan router tetanga agar dapat terhubung. Setelah itu ketikkan network ip_network_yang_tersambung. Misal pada R1, network yang tersambung iala 12.12.12.1/24 dan 172.32.2.0/26, maka kita ketikkan network 12.12.12.0 dan network 172.32.2.0.
Konfigurasi Routing EIGRP pada R1
Konfigurasi Routing EIGRP pada R2
Yap, kamu telah selesai menkonfigurasi EIGRP pada router! Yuk ikuti step dibawah untuk tes konfigurasi kamu.
  1. Dari PC, ping ke gateaway yaitu 12.12.12.1 dan ping ke ip loopback R2 yaitu 2.2.2.2.
  2. Pada R1, ketikkan sh ip route untuk mengecek routing table
  3. Ketikkan shop ip eigrp neigbors untuk mengetahui ip yang terhubung pada eigrp
  4. Setelahnya ketikkan show ip topology untuk mengetahui ip-ip yang terhubung serta interfacenya dan hop count yang digunakan.
  5. Juga ketikkan sh ip protocols untuk mengetahui apa benar protocol yang kamu gunakan adalah EIGRP.
  6. Pada R2, ketikkan sh ip route untuk mengecek routing table
  7. Ketikkan shop ip eigrp neigbors untuk mengetahui ip yang terhubung pada eigrp
  8. Setelahnya ketikkan show ip topology untuk mengetahui ip-ip yang terhubung serta interfacenya dan hop count yang digunakan.
  9. Juga ketikkan sh ip protocols untuk mengetahui apa benar protocol yang kamu gunakan adalah EIGRP.

Jika sudah berhasil semua, maka EIGRP yang kamu konfigurasi terlah berhasil!

5. OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF merupakan routing protocol opne standard, yang bisa digunakan router campuran, bisa cisco dengan mikrotik atau lainnya. Routing protocol ini sudah mensupport VLSM, Subnetting dan authentikasi. Pada OSPF menggunakan bandwidth untuk menentukan jalur terbaik yang dipilihnya, yakni OSPF Cost (10⁹/bandwidth) terendah. Pada OSPF fiterapkan konsep hirarki atau pembagian area, yang berarti jika router pada area yang sama maka OSPF databasenya sama. Bila terjadi ketidakstabillan koneksi pada suatu area, hanya akan mempengaruhi daerah tersebut saja, daerah lain tidak terpengaruh. OSPF termasuk routing link state, yang berarti routing updatenya dikirimkan bila terjadi perubahan link atau koneksi. Routing update yang dikirimka sifatnya patrial, yakni yang terjadi perubahan saja yang dikirim, tidak seperti RIP yang mengirimkan seluruh routing tablenya. Administraive Distance OSPF ialah 110 dan menempatkannya menjadi prioritas nomor 7.
Pada konfigurasi OSPF ini kita akan menggunakan konfigurasi dari praktek EIGRP sebelumnya. maka sebelumnya harus menghapus konfigurasi dari EIGRP dengan mengetikkan no router eigrp 10 pada R1 dan R2.
Hapus Konfigurasi Router EIGRP pada R1
Hapus Konfigurasi Router EIGRP pada R2

Setelahnya tambahkan ip loopback0 pada R1 dengan mengetikkan int loopback0 lalu ip address 1.1.1.1 255.255.255.255.

  • Konfigurasi Routing OSPF pada R1
pertama kita perlu mengaktifkan mode ospf dengan mengetikkan router ospf 1. Lalu menggunakan formula network ip_network_yang_terhubung wildcard_ip_yang_terhubung area angka_yang_diinginkan. Pada R1 terdapat 2 area yang berbeda, maka akan kita bedakan menjadi area 0 dan area 10. area 0 ialah network dari 172.32.2.0 dan 12.12.2.0, sedangkan area 10 adalah ip loopback tadi. 
  • Konfigurasi Routing OSPF pada R2
pertama kita perlu mengaktifkan mode ospf dengan mengetikkan router ospf 2. Ini untuk membedakan router ospf. Lalu menggunakan formula network ip_network_yang_terhubung wildcard_ip_yang_terhubung area angka_yang_diinginkan. Pada R1 terdapat 2 area yang berbeda, maka akan kita bedakan menjadi area 0 dan area 10. area 0 ialah network dari 172.32.2.0 sedangkan area 10 adalah ip loopback tadi atau 4.4.4.4.
Jika sudah, selamat! Kamu telah berhasil menkonfigurasi OSPF. Silahkan ikuti cara-cara dibawah untuk tes konfigurasi kamu.
  1. Dari PC, ping ke ip loopback, baik 1.1.1.1 maupun 4.4.4.4
  2. Pada R1, ketikkan sh ip route untuk mengecek routing table
  3. Ketikkan shop ip ospf neigbors untuk mengetahui ip yang terhubung pada eigrp
  4. Setelahnya ketikkan sh ip ospf database.
  5. Pada R2, ketikkan sh ip route untuk mengecek routing table
  6. Ketikkan shop ip ospf neigbors untuk mengetahui ip yang terhubung pada eigrp
Sekian Routing Cisco ini. Terimakasih telah membaca!^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mode Pada Cisco Router

Kali ini saya akan membagikan tentang Cisco, lebih tepatnya materi apa saja yang diperlukan untuk mengambil sertifikasi CCNA. Dalam Cisco Router terdapat 3 mode. Jika dibandingkan sistem operasi lain seperti Linux atau Unix yang memiliki 2 mode saja yaiutu mode user biasa dan root, menurut saya mode Cisco termasuk agak banyak. Tiga mode yang dimiliku Cisco adalah User Mode, Privilege Mode , dan Global Configuration Mode. Yuk kita bahas sama-sama! 1. User Mode Mode ini adalah mode default saat awal melakukan console pada router. Dalam User Mode anda akan melihat tanda " > " yang berarti anda sedang berada di user mode. Dalam mode ini anda hanya dapat informasi dasar pada router. Selain itu, anda juga tidak diperbolehkan untuk melakukan perubahan. Untuk melihat perintah apa saja yang dapat kita jalankan dalam mode ini, cukup dengan ketikkan " ? " tampilan dari User Mode 2. Privilege Mode Lanjut pada mode kedua. Pada mode ini layaknya ki...

Switch pada Cisco

Setelah membahas routing pada cisco, kali ini saya akan membahas switching pada cisco. Semoga artikel ini membantu kamu yaa! 1. VLAN (Virtual Local Area Network) VLAN, atau Virtual Local Area Network pada umumnya digunakan untuk membuat segmentasi network.Segmentasi network sendiri berguna untuk mengetahui network dari suatu IP. Default dari VLAN sendiri adalah vlan 1. Tiap VLAN biasanya mempunyai alamat network masing-masing. Kali ini kita akan membuat topologi seperti berikut : Topologi VLAN Konfigurasi Dasar Seperti biasa, kita akan memulai dengan konfigurasi dasar seperti memberi hostname, username, password, secret dan mengaktifkan virtual terminal. Konfigurasi VLAN Pada Topologi kali ini akan dibuat 3 VLAN berbeda, yaitu VLAN11, VLAN15 dan VLAN100 yang nantinya akan diberi nama marketing. Nah setelah membuat VLAN, kita harus menentukan port yang bisa masuk ke dalam VLAN tersebut menggunakan perintah switchport access vlan nomor_vlan Pembuatan 3 VLAN ...